Langsung ke konten utama

Ketika Satu Pintu Tertutup dan Pintu yang Lain Mulai Terbuka



Bismillah….

Ketika gerbang-gerbang sekolah mulai ditutup
Kantor dan para karyawan berpindah duduk dari balik meja kerja ke meja makan
Pintu pertokoan digembok
Dan pintu rezeki seolah mulai perlahan menyempit dan tidak menyisakan celah
Sadarkah kita bahwa sebenarnya di saat yang bersamaan
Pintu taubat tengah dibuka lebar-lebar
Pintu langit semakin meluaskan doa-doa untuk masuk
Pintu hati mulai terketuk
Dan pintu pengetahuan semakin hari semakin banyak didirikan  

Hari ini saya membuka kembali galeri saya untuk mencari video siaran instagram yang beberapa lalu sempat saya simpan. Saya memang sengaja untuk mengunduhnya karena sadar tidak punya banyak waktu menyimak pembahasan yang kurang lebih berdurasi satu jam itu. Sedangkan dalam satu hari, ada sekitar tiga sampai lima siaran yang semuanya menarik dan kadang berlangsung bersamaan.
Saya mengawali kegiatan menyimak dengan menyiapkan kertas dan bolpoin, mendengarkan, lalu menekan tombol pause jika dirasa perlu mencatat sesuatu.

Kegiatan ini butuh konsentrasi meskipun rekaman tersebut sebenarnya bisa diputar berulang-ulang. Namun saya pikir, sudah kadung serius, lebih baik dituntaskan saja sekalian.

Bagi yang sedang mencari trik agar setelah sholat subuh tidak mengantuk dan kembali tidur, mungkin cara ini bisa dilakukan. Tentunya setelah tadarus Al-Qur’an dan membaca dzikir pagi ya.

Bulan ramadhan gini, sayang banget lho kalau tidak dimaksimalkan.

Oh iya, berbicara soal ilmu gratis, saat ini banyak sekali orang baik yang membuka kelas gratis dan membuat sharing session. Saya termasuk yang amat bersyukur, karena hal ini sedikit mengobati kerinduan saya pada acara seminar yang dahulu sering sekali saya ikuti sejak kuliah.
Ilmu yang dibahas juga bukan ilmu receh, bahkan terkadang apa yang mereka share tidak akan didapatkan di lembaga formal.
Meskipun hanya mengandalkan kuota, tapi worth it banget lho kalau kita memang serius menyimak dan siap belajar.

Di masa pandemi ini, orang berlomba-lomba melakukan sesuatu untuk membantu orang lain, dengan cara yang berbeda-beda. Mereka jadi memiliki waktu untuk memikirkan nasib di luar urusan mereka sehari-hari. Sesuatu yang mungkin akan terasa sulit untuk direalisasikan jika kita tidak pernah dihimbau untuk #dirumahaja.

Ada yang mengajak orang untuk ramai-ramai berdonasi dengan membelikan sembako untuk driver ojek online,membagikan handsanitizer dan masker, menyediakan santap berbuka untuk para medis, menggratiskan konsultasi berbayar, seminar dan lain sebagainya.

Terlepas dari titik mana mereka berangkat, Apakah berangkat dari semangat berbagi, rasa bosan karena tidak ada kegiatan, dorongan aktualisasi diri, dan hal-hal lain, itu tidak penting. Poinnya adalah mereka semua bergerak di jalan kebermanfaatan.

Sebuah awal yang baik.

Jadi abaikan saja kalau ada yang mencemooh atau bilang kita pamer.

Kalau dengan “pamer” jadi banyak yang ikut berbuat baik itu bagus, kan?

Terlepas dari apapun niat seseorang melakukan kebaikan, sepenuhnya hanya Allah dan orang tersebut yang tahu.

Cukuplah jadi hakim untuk diri sendiri, jangan risaukan amal orang lain.

Keadaan ini seolah sedang memeluk kita untuk bisa benar-benar menyadari bahwa…

Pertama, berbagi itu menambah kedamaian hati dan memberikan efek bahagia bagi si pemberi maupun orang yang diberi. Jadi, untuk apa pelit jika berderma lebih menyenangkan?

Kedua, bersama menjadikan kita lebih kuat dan survive karena saling bantu satu sama lain.

Ketiga, kebaikan bisa dimulai dari hal yang kecil, namun dampaknya bisa sangat luar biasa jika kita tidak takut untuk mengambil langkah pertama.

Dan satu hal yang kemudian menjadi doa saya

“Yaa Allah, berkahilah ilmu yang mereka bagikan dan jadikan aku bisa menebar kebaikan seperti yang mereka lakukan." 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Ecoenzyme dari Kulit Buah

Bismillah…. Pernah terpikir nggak kalau es buah yang biasa kita konsumsi untuk takjil, kulitnya ternyata bisa dimanfaatkan menjadi cairan multifungsi? Bukan hanya dijadikan kompos, kali ini saya akan berbagi cerita soal bagaimana sisa organik bisa dimanfaatkan sebagai  ecoenzyme  dan cara membuatnya.  Apa sih itu E coenzyme? Ecoenzyme  adalah sebuah larutan yang diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand dengan riset lebih dari tiga puluh tahun. Kemudian di sebarluaskan oleh Dr. Joean Oon, Director of the Center for Naturopathy and Protection of Families in Penang , Malaysia. Biasanya  ecoenzyme  ini terbuat dari kulit buah yang difermentasi dengan menggunakan larutan air dan gula. Tapi, bukan untuk diminum ya.  Hehe   Fungsi dari ecoenzyme  ini banyak banget, lho. Beberapa diantaranya : Pertama , Sebagai Cairan Pembersih Serbaguna.   Larutan  ecoenzyme  ini bisa dicampurkan dengan pem...

Public Speaking for Introvert

Kemarin saya ikut kelas public speaking online via zoom yang diselenggarakan oleh @lektur.co dan @dignitysocial dengan Speaker Kak Dita Soedarjo dan Kak Cheryl Tanzil bertema : Way For Introvert to Become Better at Public Speaking. Sewaktu membaca judulnya, saya menyadari bahwa tema ini sangat menarik dan tidak banyak diangkat, karena kepribadian introvert seringkali dikaitkan dengan  image  pendiam, pemalu dan lain sebagainya. Namun, ternyata banyak hal menarik yang saya temukan, lho. Anggapan bahwa introvert adalah pribadi yang cenderung pasif dan tidak bisa powerful  seperti kepribadian ekstrovert di masyarakat adalah hal yang benar-benar salah dan seharusnya dipatahkan. Jadi jangan sampai itu justru jadi  excuse  untuk tidak berkembang. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengenal siapa sih sebenarnya diri kita. Bukan hanya sekadar nama, tanggal lahir dan golongan darah, lebih dari itu, kita harus tahu tentang kelebihan kita, apa yang k...

Renungan Diri Di Ramadan Masa Pandemi

Entah sudah hari ke berapa berdiam diri di dalam rumah demi kebaikan bersama. Membunuh waktu dengan melakukan banyak hal, meskipun terkadang rindu berkunjung ke rumah teman tetap tidak bisa dibendung.   “Kapan virus covid-19 ini akan musnah?” Mungkin itu pertanyaan semua orang dan bukan hanya aku, karena setiap hari seluruh media memberitakan dengan sudut pandang yang berbeda-beda, tapi efek setelah menontonnya selalu sama : semakin dipikirkan, semakin membuat resah. Hingga kemudian, aku teringat perkataan salah satu praktisi  mindfulness , untuk menarik nafas sejenak berpijak pada detik ini. Hadir dengan penuh sadar pada situasi yang sedang ku hadapi, lalu mulai merenung.…. Mungkin hari ini, aku sedang diajak untuk lebih lebar lagi membuka mata untuk melihat bahwa ada banyak kebaikan yang selama ini tidak aku sadari. Nikmat Allah bukan hanya dari seberapa banyak lembaran kertas di dalam dompet, bukan seberapa panjang digit angka di dalam rekening, bukan ...