Langsung ke konten utama

Membuat Ecoenzyme dari Kulit Buah


Bismillah….

Pernah terpikir nggak kalau es buah yang biasa kita konsumsi untuk takjil, kulitnya ternyata bisa dimanfaatkan menjadi cairan multifungsi? Bukan hanya dijadikan kompos, kali ini saya akan berbagi cerita soal bagaimana sisa organik bisa dimanfaatkan sebagai ecoenzyme dan cara membuatnya. 

Apa sih itu Ecoenzyme?

Ecoenzyme adalah sebuah larutan yang diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand dengan riset lebih dari tiga puluh tahun. Kemudian di sebarluaskan oleh Dr. Joean Oon, Director of the Center for Naturopathy and Protection of Families in Penang, Malaysia.
Biasanya ecoenzyme ini terbuat dari kulit buah yang difermentasi dengan menggunakan larutan air dan gula. Tapi, bukan untuk diminum ya. Hehe 

Fungsi dari ecoenzyme ini banyak banget, lho. Beberapa diantaranya :

Pertama, Sebagai Cairan Pembersih Serbaguna.  

Larutan ecoenzyme ini bisa dicampurkan dengan pembersih toilet, sabun pel lantai, sabun cuci piring, dan pembersih kaca supaya lebih kinclong. Hehe
Jadi nggak perlu lagi repot-repot beli cairan pembersih. Lebih hemat dan wanginya segar pula. Tapi setiap aroma bisa jadi berbeda-beda tergantung bahan apa yang dipakai.

Ecoenzyme bisa menggunakan satu bahan utama, bisa juga menggunakan beberapa bahan sekaligus. Misalnya : kulit jeruk, serai dan kayu manis atau bisa juga kulit apel dan daun pandan. Jadi jangan ragu mencampurkan sisa organik yang kita punya.

Kedua, Sebagai Pestisida Alami.  
Kesal dengan hama yang sering mampir di tanaman kesayangan kita? ecoenzyme ini bisa lho untuk mengusir hama dan mengendalikan penyakitnya. Tinggal semprot-semprot, di bagian tanaman yang diserang secara rutin, dan perhatikan perbedaannya.

Ketiga, Sebagai Starter Kompos dan Pupuk Cair Organik.  
Karena berbahan alami, adanya ecoenzyme sangat bermanfaat untuk proses penguraian pada bahan pembuatan kompos dan juga pupuk cair organik sehingga prosesnya tidak memakan waktu yang terlalu lama untuk bisa melebur dengan sempurna. Tidak perlu lagi deh menggunakan bakteri pengurai tambahan.  

Cara membuat ecoenzyme ribet nggak sih?

Gampang kok. Tinggal Ikuti saja langkah-langkah berikut :

1. Siapkan wadah plastik yang telah dibersihkan (bisa juga menggunakan wadah bekas agar memperpanjang usia pakai sampah non organik kita) berupa botol atau toples. Jangan menggunakan wadah yang kaku seperti besi dan lain sebagainya karena kurang elastis.

2. Siapkan bahan-bahan ecoenzyme yang terdiri dari : air, kulit buah yang lunak (seperti jeruk, apel, pir, daun pandan, serai dan lain sebagainya) serta gula (ada yang menyarankan gula merah lebih bagus dibandingkan gula pasir atau gula putih).

3. Masukkan semua bahan ke dalam wadah dengan perbandingan 10 : 3 : 1 menggunakan corong supaya tidak tumpah dan meluber kemana-mana.

4. Pastikan semua bahan tercampur rata dan gula telah larut sepenuhnya ke dalam air.

5. Usahakan air dan bahan ecoenzyme tidak mengisi wadah secara penuh, sisakan ruang agar ada tempat untuk udara saat proes fermentasi berlangsung.

6. Beri tanggal pada botol sebagai pengingat waktu panen ecoenzyme.
  
7. Tutup rapat wadah dan diamkan selama tiga bulan.

8. Setelah tiga bulan, ecoenzyme siap digunakan dengan cara disaring terlebih dahulu.

Nah, setelah kenalan sama ecoenzyme, semoga kita nggak lagi melakukan kesalahan yang sama dengan langsung membuang kulit dari buah yang kita konsumsi begitu saja ya. Kalau perlu ajak deh teman-teman yang punya usaha salad buah, rujak atau buah potong, untuk mengaplikasikan langkah ini bersama, supaya lebih banyak orang yang merasakan manfaatnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Public Speaking for Introvert

Kemarin saya ikut kelas public speaking online via zoom yang diselenggarakan oleh @lektur.co dan @dignitysocial dengan Speaker Kak Dita Soedarjo dan Kak Cheryl Tanzil bertema : Way For Introvert to Become Better at Public Speaking. Sewaktu membaca judulnya, saya menyadari bahwa tema ini sangat menarik dan tidak banyak diangkat, karena kepribadian introvert seringkali dikaitkan dengan  image  pendiam, pemalu dan lain sebagainya. Namun, ternyata banyak hal menarik yang saya temukan, lho. Anggapan bahwa introvert adalah pribadi yang cenderung pasif dan tidak bisa powerful  seperti kepribadian ekstrovert di masyarakat adalah hal yang benar-benar salah dan seharusnya dipatahkan. Jadi jangan sampai itu justru jadi  excuse  untuk tidak berkembang. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengenal siapa sih sebenarnya diri kita. Bukan hanya sekadar nama, tanggal lahir dan golongan darah, lebih dari itu, kita harus tahu tentang kelebihan kita, apa yang k...

Renungan Diri Di Ramadan Masa Pandemi

Entah sudah hari ke berapa berdiam diri di dalam rumah demi kebaikan bersama. Membunuh waktu dengan melakukan banyak hal, meskipun terkadang rindu berkunjung ke rumah teman tetap tidak bisa dibendung.   “Kapan virus covid-19 ini akan musnah?” Mungkin itu pertanyaan semua orang dan bukan hanya aku, karena setiap hari seluruh media memberitakan dengan sudut pandang yang berbeda-beda, tapi efek setelah menontonnya selalu sama : semakin dipikirkan, semakin membuat resah. Hingga kemudian, aku teringat perkataan salah satu praktisi  mindfulness , untuk menarik nafas sejenak berpijak pada detik ini. Hadir dengan penuh sadar pada situasi yang sedang ku hadapi, lalu mulai merenung.…. Mungkin hari ini, aku sedang diajak untuk lebih lebar lagi membuka mata untuk melihat bahwa ada banyak kebaikan yang selama ini tidak aku sadari. Nikmat Allah bukan hanya dari seberapa banyak lembaran kertas di dalam dompet, bukan seberapa panjang digit angka di dalam rekening, bukan ...