Langsung ke konten utama

Membangun Kebiasaan Baik (Bagian 2)


Kalau kemarin kita sudah membahas mengenai lima hal dasar tentang membangun kebiasaan baik , hari ini kita akan membahas tips untuk bisa membangun kebiasaan baik itu di dalam hidup kita. Pasti sudah tidak sabar kan? Yuk langsung kita bahas satu per satu ya…

1. Temukan big WHY  
Kenapa sih kamu ingin menerapkan kebiasaan baik itu dalam hidupmu? Apa manfaatnya? Pertanyaan ini harus bisa kita jawab karena nanti ia yang akan menjadi sebab untuk kembali bersemangat setiap kali ingin menyerah. Jadikan alasan memulai sebagai motivasi utama supaya tidak hilang arah.

Contoh : ingin punya kebiasaan menghafal Al-Qur’an supaya di akhirat bisa memberikan mahkota untuk orang tua. Dengan alasan ini, setiap kita malas, kita akan terbayang betapa bahagianya orang tua jika kita berhasil mewujudkan hal tersebut. Akhirnya yang semula ingin main game, jadi buka Al-Qur’an deh. Hehe 

2. Tuliskan
Jika kita ingin punya banyak kebiasaan baik dalam hidup, maka langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah menuliskannya ke dalam sebuah catatan satu per satu. Catatan akan membuat rencana kita lebih jelas dan tidak mudah hilang oleh lupa.
Media untuk menyimpan catatan ini bebas ya, boleh di buku diary, boleh di secarik kertas yang akan kita tempel di tembok, atau dimana saja yang penting bisa selalu kita lihat. Kalau kata quote film 5 cm, taruh di dahi tapi jangan menempel, biarkan dia menggantung 5 cm di depan mata kita.

3. Urutkan dari yang paling ingin kita capai dalam waktu dekat
Supaya runut, buatlah daftar berdasarkan waktu. Nomor satu untuk kebiasaan yang paling ingin kita terapkan kurang dari tiga bulan, begitu juga seterusnya. Skala prioritas ini akan sangat membantu kita untuk mengetahui mana yang harus di kerjakan lebih dahulu dan mana yang bisa ditunda.

4. Komitmen
Jika semua udah ditulis, maka mulai bangun komitmen untuk melakukan kebiasaan tersebut selama empat puluh hari non stop dan nikmati prosesnya. Dimulai dari daftar nomor satu ya. Jadi, jangan lakukan semuanya sekalugus. Kebiasaan di daftar nomor dua, baru boleh mulai dilakukan ketika daftar nomor satu sudah dilewati. Begitu juga seterusnya. Lakukan sampai semuanya tuntas.

5. Jangan berhenti
Kita tidak disebut gagal selama kita masih terus mencoba. Jadi, jangan berhenti sampai semua target kita dalam membangun kebiasaan baik ini tercapai ya.

6. Cari Support system
Jangan bayangkan setiap kebisaan akan melalui empat puluh hari yang mulus-mulus saja. Pasti ada up and down. Support system ini adalah pihak-pihak yang akan membantu kita di saat sulit dan bisa siapa saja. Orang tua, kakak, adik, sahabat atau mentor. Jika sudah menemukan, maka bersyukurlah. Jika belum, maka segera temukan.

Caranya bagaimana?
Masuklah ke dalam lingkaran teman yang positif, tulus dan tidak segan bekerjasama dalam kebaikan.
Karena, lingkungan akan sangat berpengaruh lho dalam proses kita nanti. Semakin banyak teman yang satu frekuensi, akan semakin cepat kita tumbuh.
Percayalah Allah akan selalu menolong hamba-Nya dan memberikan kemudahan di dalam setiap langkah.

Lalu, kapan waktu yang paling tepat untuk memulai?

Jawabannya adalah SEKARANG!

Jangan izinkan diri kita membuat banyak alasan, apalagi jika penyebabnya adalah karena malas. Tinggal dan beraktivitas #dirumahaja memang disarankan, tapi bukan berarti segala hal dibawa santai dan terkesan tidak serius.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Ecoenzyme dari Kulit Buah

Bismillah…. Pernah terpikir nggak kalau es buah yang biasa kita konsumsi untuk takjil, kulitnya ternyata bisa dimanfaatkan menjadi cairan multifungsi? Bukan hanya dijadikan kompos, kali ini saya akan berbagi cerita soal bagaimana sisa organik bisa dimanfaatkan sebagai  ecoenzyme  dan cara membuatnya.  Apa sih itu E coenzyme? Ecoenzyme  adalah sebuah larutan yang diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand dengan riset lebih dari tiga puluh tahun. Kemudian di sebarluaskan oleh Dr. Joean Oon, Director of the Center for Naturopathy and Protection of Families in Penang , Malaysia. Biasanya  ecoenzyme  ini terbuat dari kulit buah yang difermentasi dengan menggunakan larutan air dan gula. Tapi, bukan untuk diminum ya.  Hehe   Fungsi dari ecoenzyme  ini banyak banget, lho. Beberapa diantaranya : Pertama , Sebagai Cairan Pembersih Serbaguna.   Larutan  ecoenzyme  ini bisa dicampurkan dengan pem...

Public Speaking for Introvert

Kemarin saya ikut kelas public speaking online via zoom yang diselenggarakan oleh @lektur.co dan @dignitysocial dengan Speaker Kak Dita Soedarjo dan Kak Cheryl Tanzil bertema : Way For Introvert to Become Better at Public Speaking. Sewaktu membaca judulnya, saya menyadari bahwa tema ini sangat menarik dan tidak banyak diangkat, karena kepribadian introvert seringkali dikaitkan dengan  image  pendiam, pemalu dan lain sebagainya. Namun, ternyata banyak hal menarik yang saya temukan, lho. Anggapan bahwa introvert adalah pribadi yang cenderung pasif dan tidak bisa powerful  seperti kepribadian ekstrovert di masyarakat adalah hal yang benar-benar salah dan seharusnya dipatahkan. Jadi jangan sampai itu justru jadi  excuse  untuk tidak berkembang. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengenal siapa sih sebenarnya diri kita. Bukan hanya sekadar nama, tanggal lahir dan golongan darah, lebih dari itu, kita harus tahu tentang kelebihan kita, apa yang k...

Renungan Diri Di Ramadan Masa Pandemi

Entah sudah hari ke berapa berdiam diri di dalam rumah demi kebaikan bersama. Membunuh waktu dengan melakukan banyak hal, meskipun terkadang rindu berkunjung ke rumah teman tetap tidak bisa dibendung.   “Kapan virus covid-19 ini akan musnah?” Mungkin itu pertanyaan semua orang dan bukan hanya aku, karena setiap hari seluruh media memberitakan dengan sudut pandang yang berbeda-beda, tapi efek setelah menontonnya selalu sama : semakin dipikirkan, semakin membuat resah. Hingga kemudian, aku teringat perkataan salah satu praktisi  mindfulness , untuk menarik nafas sejenak berpijak pada detik ini. Hadir dengan penuh sadar pada situasi yang sedang ku hadapi, lalu mulai merenung.…. Mungkin hari ini, aku sedang diajak untuk lebih lebar lagi membuka mata untuk melihat bahwa ada banyak kebaikan yang selama ini tidak aku sadari. Nikmat Allah bukan hanya dari seberapa banyak lembaran kertas di dalam dompet, bukan seberapa panjang digit angka di dalam rekening, bukan ...