Bismillah…
Rumahku Surgaku atau home sweet home adalah kalimat yang sudah sering sekali saya dengar. Sebenarnya apa sih yang dimaksud rumahku surgaku?
Dulu pertanyaan itu hanya terlintas sekilas tanpa pernah benar-benar saya cari jawabannya. Namun, dengan kondisi yang sedang terjadi sekarang, sepertinya saya sudah merasakan sendiri arti kalimat tersebut.
Kondisi sekarang mungkin memaksa sebagian orang untuk lebih kreatif agar hemat dan sehat, dan caranya juga beragam. Ada yang hemat dan sehat dengan memanfaatkan promo aplikasi tanpa keluar rumah sehingga tidak terpapar virus, ada juga yang memilih untuk menyimpan bahan makanan dalam jumlah besar supaya tidak perlu berbelanja setiap hari, dan ada juga yang mulai mengisi celah kosong di rumah dengan membeli modul hidroponik supaya punya supply bahan makanan sendiri.
Kalau saya?
Saya adalah perpaduan dari ketiganya. Hehe
Jadi, kadang saya lebih memilih untuk membeli, kadang juga memasak bahan makanan yang sudaa tersedia di kulkas, dan kalau sedang ingin yang benar-benar fresh, saya tinggal petik saja dari kebun.
Memang jenis tanaman edible yang saya miliki tidak banyak, tapi terbukti hanya dengan menanam di pot, saya sudah bisa menikmati hasilnya.
Diantara makanan yang pernah saya buat dari hasil menanam adalah cincau dan sayur daun katuk.
Ngomong-ngomong soal cincau, sepertinya pas ya kalau dijadikan takjil berbuka puasa? Hehe
Oh iya, cara membuatnya pun sangat mudah lho, hanya perlu daun cincau, air dan saringan saja. Memang sih butuh kesabaran karena kita akan memeras sendiri daun tersebut sampai benar-benar hancur dan warnanya pucat. Tapi, percaya deh, akan ada kepuasan ketika kita bisa menghasilkan makanan atau minuman yang sehat dari tangan kita sendiri.
Ajakan berkebun untuk membangun ketahanan pangan keluarga ini sebenarnya udah ada sejak dulu lho, makanya ada istilah urban garden dan lain sebagainya.
Mungkin dulu belum begitu terasa manfaatnya, tapi sekarang dengan adanya krisis, bahan makanan yang tersedia setiap saat tanpa harus membeli menjadi suatu kemewahan tersendiri.
Rumahku, surgaku.
Bertanam menjadikan rumah kita penuh keberkahan karena pada dasarnya tanaman tidak pernah berhenti bertasbih kepada Allah, membuat suasana lebih asri dan sejuk, segar dengan banyaknya sumber oksigen, bertambah harum dengan wewangian alami dari bunga-bunga yang bermekaran dan membuat kita punya cadangan bahan makanan yang bisa kita panen kapanpun.
Alhasil secara psikologis kita merasakan ketenangan di dalam rumah. Bukan hanya sebagai benteng dari segala keburukan, rumah juga akhirnya menjadi tempat pulang terbaik dimana rahmat Allah dan kehangatan keluarga berkumpul di sana.
Jika ingin tahu bagaimana asyiknya bertanam, coba deh, sesekali mampir ke sosial media instagram Ustadz Yusuf Mansur, beliau hampir setiap hari menceritakan benefit bertanam di rumah dan tidak segan menunjukkan hasil panen dari kebun yang beliau buat di atas rooftop rumahnya.
Menurut beliau, bertanam adalah hal yang sangat mudah dan sangat bisa dilakukan sekalipun hanya bermodalkan pot tanpa memiliki lahan yang luas.
Mungkin, ini juga dapat menjadi inspirasi bagi kita yang mungkin mulai bosan di rumah dan tidak tahu harus ngapain.
Soal bibit tanaman juga tenang saja. Nggak harus beli kok, biji-bijian dari buah yang kita makan sebagai takjil buka puasa juga bisa kita manfaatkan lho, misalnya biji buah pepaya, melon atau semangka yang biasanya sering kita buang begitu saja.
Jadi, bagaimana?
Tertarik untuk untuk menjadikan ‘surga ‘kita lebih surga lagi dari sebelumnya?

Komentar
Posting Komentar