Langsung ke konten utama

Tips Bijak Mengelola THR

Bismillah….

Halooo… bagaimana kabar hari ini?
Alhamdulillah hari raya idul fitri semakin dekat. Sudah menerima THR (Tunjangan Hari Raya) belum? Untuk yang belum dapat, sabar ya, insyaAllah pasti ada kebaikan dibalik ini semua. Dan untuk yang sudah dapat, mohon jangan langsung dihabiskan sebelum membaca ini sampai tuntas. Hehe

Mendapatkan THR di masa seperti sekarang, sungguh merupakan sebuah angin segar yang bikin kita sedikit punya ruang yang lebih luas untuk bernafas, Semangat juga akhirnya jadi naik lagi.
Tapi, ingat, kalau tidak dikelola dengan benar, bisa makin nyeseg lho….

Supaya nggak tersesat, ada baiknya kita simak beberapa cara supaya THR bisa benar-benar dimanfaatkan secara efisien. Apa saja tuh? Yuk, langsung kita simak….

1. Bersyukur
Berapapun nominal yang kita terima, yang paling pertama harus dilakukan adalah bersyukur, karena tidak semua orang seberuntung kita. Banyak di luar sana yang tahun ini kehilangan pekerjaan sehingga otomatis tidak dapat THR dari tempatnya bekerja. Bersyukurlah, supaya kita jadi hati-hati membelanjakan apa yang sudah kita dapatkan.

2. Sisihkan Untuk Menabung
Sebelum uang THR-nya kemana-mana, ketika masih baru banget di terima, nggak usah banyak mikir, langsung alokasikan untuk tabungan dan dana darurat ya. Nggak banyak-banyak, minimal 20% aja. Tapi, kalau lebih banyak tentu lebih bagus. Bahkan kalau THR tahun ini, semuanya mau masukkan ke dalam tabungan atau dana darurat, boleh banget. Ingat, saat ini ekonomi kita sedang dalam kondisi kritis, jadi penting sekali untuk punya dana cash yang sewaktu-waktu bisa kita ambil.

3. Bedakan Keinginan dengan Kebutuhan
Setelah dana tabungan atau dana darurat sudah aman, segera ambil secarik kertas dan tulis apa saja barang yang ingin dibeli atau tagihan apa saja yang harus dilunasi.
setelah semua sudah ditulis, amati lagi, mana yang kira-kira, kalau tidak terpenuhi, kita masih baik-baik saja. Misalnya, kue lebaran aneka rasa, sepatu baru, ataujilbab model terbaru.
Ini keinginan atau kebutuhan ya, kira-kira? Hehe

Ya boleh saja sih beli kue lebaran, sepatu atau jilbab tapi ngapain juga sampai beli bermacam-macam sedangkan kita kan masih diimbau untuk #dirumahaja dan ngapain harus ganti kalau yang lama masih sangat layak dan bagus untuk dipakai?

ingat, tahun ini lebih baik silaturrahimnya lewat online saja. Nggak mau kan niat silaturrahim justru malah berpotensi menimbulkan bahaya untuk diri sendiri dan orang lain? 
 
Kurangi menghabiskan THR untuk seuatu yang sifatnya impulsif. Upayakan membeli hal-hal pokok yang bisa memebuhi kebutuhan kita beberapa bulan ke depan.

4. Cek Lemari Sebelum Membeli Barang Baru
Pada hari raya, kita disunnahkan untuk mengenakan pakaian terbaik, dan terbaik tidak harus baru, lho. Sebelum scroll marketplace dan checkout, ada baiknya cek lagi lemari kita, siapa tahu ada baju hasil berburu flash sale yang sama sekali belum pernah kita pakai. Lumayan kan kalau budget baju baru bisa digunakan untuk keperluan yang lebih penting lainnya, seperti kuota atau pulsa untuk bermaaf-maafan via telepon dan lain sebagainya?

5. Bayar Kewajiban ‘
Selain zakat fitrah dan infaq, jangan lupa juga bayar hutang maupun pinjaman, karena sejatinya apa yang dahulu kita pinjam bukanlah hak kita. Jangan sampai rezeki kita terhambat karena kita masih belum menunaikan hak orang lain. Kalau perlu, segera tutup semua hutang supaya kita juga bisa jauh lebih tenang.

Nah, itu dia beberapa tips yang bisa dicoba sebelum kita terlanjur khilaf finansial gara-gara THR. Hehe 
Kalau tips ini dirasa bermanfaat, boleh banget kok share ke teman-teman terdekat. Semoga kita dan keluarga tercinta selalu sehat dan pandemi ini segera berakhir supaya bisa sungkem dan saling berangkulan lagi. Aamiin.

Komentar

  1. Terima kasih kiatnya Mbak. Semoga bisa kulakuin hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga ya mbak sudah berkunjung :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Ecoenzyme dari Kulit Buah

Bismillah…. Pernah terpikir nggak kalau es buah yang biasa kita konsumsi untuk takjil, kulitnya ternyata bisa dimanfaatkan menjadi cairan multifungsi? Bukan hanya dijadikan kompos, kali ini saya akan berbagi cerita soal bagaimana sisa organik bisa dimanfaatkan sebagai  ecoenzyme  dan cara membuatnya.  Apa sih itu E coenzyme? Ecoenzyme  adalah sebuah larutan yang diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand dengan riset lebih dari tiga puluh tahun. Kemudian di sebarluaskan oleh Dr. Joean Oon, Director of the Center for Naturopathy and Protection of Families in Penang , Malaysia. Biasanya  ecoenzyme  ini terbuat dari kulit buah yang difermentasi dengan menggunakan larutan air dan gula. Tapi, bukan untuk diminum ya.  Hehe   Fungsi dari ecoenzyme  ini banyak banget, lho. Beberapa diantaranya : Pertama , Sebagai Cairan Pembersih Serbaguna.   Larutan  ecoenzyme  ini bisa dicampurkan dengan pem...

Public Speaking for Introvert

Kemarin saya ikut kelas public speaking online via zoom yang diselenggarakan oleh @lektur.co dan @dignitysocial dengan Speaker Kak Dita Soedarjo dan Kak Cheryl Tanzil bertema : Way For Introvert to Become Better at Public Speaking. Sewaktu membaca judulnya, saya menyadari bahwa tema ini sangat menarik dan tidak banyak diangkat, karena kepribadian introvert seringkali dikaitkan dengan  image  pendiam, pemalu dan lain sebagainya. Namun, ternyata banyak hal menarik yang saya temukan, lho. Anggapan bahwa introvert adalah pribadi yang cenderung pasif dan tidak bisa powerful  seperti kepribadian ekstrovert di masyarakat adalah hal yang benar-benar salah dan seharusnya dipatahkan. Jadi jangan sampai itu justru jadi  excuse  untuk tidak berkembang. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengenal siapa sih sebenarnya diri kita. Bukan hanya sekadar nama, tanggal lahir dan golongan darah, lebih dari itu, kita harus tahu tentang kelebihan kita, apa yang k...

Renungan Diri Di Ramadan Masa Pandemi

Entah sudah hari ke berapa berdiam diri di dalam rumah demi kebaikan bersama. Membunuh waktu dengan melakukan banyak hal, meskipun terkadang rindu berkunjung ke rumah teman tetap tidak bisa dibendung.   “Kapan virus covid-19 ini akan musnah?” Mungkin itu pertanyaan semua orang dan bukan hanya aku, karena setiap hari seluruh media memberitakan dengan sudut pandang yang berbeda-beda, tapi efek setelah menontonnya selalu sama : semakin dipikirkan, semakin membuat resah. Hingga kemudian, aku teringat perkataan salah satu praktisi  mindfulness , untuk menarik nafas sejenak berpijak pada detik ini. Hadir dengan penuh sadar pada situasi yang sedang ku hadapi, lalu mulai merenung.…. Mungkin hari ini, aku sedang diajak untuk lebih lebar lagi membuka mata untuk melihat bahwa ada banyak kebaikan yang selama ini tidak aku sadari. Nikmat Allah bukan hanya dari seberapa banyak lembaran kertas di dalam dompet, bukan seberapa panjang digit angka di dalam rekening, bukan ...